Masalah Seksualitas dalam Transisi Kehidupan Remaja


21 Maret 2012|Remaja

      Masa remaja itu merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju  dewasa, oleh Bank Dunia masa ini disebut sebagai masa Transisi Kehidupan Remaja. Atau Youth Five Life Transitions, dengan tahapan-tahapan yaitu:
1. Melanjutkan sekolah (Continue Learning)
2. Mencari pekerjaan (Start Working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (Form Families)
4. Menjadi anggota masyarakat (Exercise Citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (Practice Healthy Life).

      Yang diharapkan tentunya para remaja bisa melewati masa transisi ini dengan baik  sesuai dengan tahapan kehidupan yang mesti  dilewati, sehingga pada saatnya nanti  akan tumbuh menjadi  anggota masyarakat  yang baik dan berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut tentu tidak semudah dan sesimpel yang di bayangkan, karena pada masa transisi ini permasalahan yang dihadapi  justru sangat banyak dan sangat  kompleks,  diantaranya adalah yang berhubungan dengan triad KRR ( Seksualitas, Napza dan HIV dan Aids). Meskipun masalah yang lain juga bukan masalah yang bisa dianggap ringan,  namun salah satu  masalah yang sangat menonjol saat ini adalah yang berhubungan dengan seksualitas khususnya yaitu kehamilan tak diinginkan dan  aborsi.


      Berdasarkan Survei KPA, 2008 menggambarkan bahwa 62,7% remaja SMP dan SMA tidak perawan, dan  21,22 % remaja mengaku pernah abors. Selain itu menurut data UNFPA & Bapenas tahun 2009 menunjukkan bahwa 30% dari 2 juta aborsi yang terjadi dilakukan oleh remaja
Ada beberapa faktor penyebab  remaja melakukan hubungan seksual tersebut diantaranya yaitu; (1) remaja mempunyai pacar; (2). Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah;(3). Mempunyai teman yang mempengaruhi dan mendorong untuk melakukan seks pranikah. (analisa lanjut SKRRI, 2003), dan penyebab ini tentu semakin berkembang dengan semakin berkembangnya sarana untuk mengakses berbagai informasi dan salah satunya  adalah  informasi tentang seks, ini bisa di akses dimana saja bukan hanya melalui  situs-situs yang fulgar,  tetapi juga dari berbagai media  baik yang bisa ditonton langsung maupun yang hanya menyajikan gambar-gambar seronok .
Saat ini sekitar 27% atau 64 juta dari penduduk Indonesia adalah remaja dan orang muda usia 10-24 tahun   (BKKBN, Jakarta 2011). Bisa dibayangkan apabila sebagian dari mereka sudah bermasalah ketika masih dalam masa transisi, maka jelas  akan terjadi Lost quality generation atau Kehilangan kualitas generasi muda, dan sungguh mengerikan bila ini terjadi, mengingat remaja adalah generasi muda yang menjadi tiang negara penerus bangsa.
Bila ini terjadi  tentu bukan hanya remaja yang harus bertanggung jawab, tetapi ini merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat, baik yang berperan langsung terhadap perkembangan remaja yaitu keluarga/orang tua maupun masyarakat yang berperan ikut mempengaruhi perkembangan remaja yaitu lingkungan diluar keluarga. Karena waktu terbanyak kehidupan remaja berada di lngkungan keluarga, maka sudah seharusnya para rang tua memahami masa tumbuh kembang remajanya sehingga  bisa secara benar membimbing dan mendampinginya sampai mereka tumbuh menjadi dewasa.
Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar dapat membantu remaja diantaranya adalah:
1. Orang tua harus menyadari bahwa anak kita sudah mulai remaja

2. Orang tua harus mengenal diri anak kita, sehingga akan tahu   perubahan yang terjadi setiap saat, dan juga ketika anak dalam bahaya.

3. Orang tua harus mempunyai kepercayaan diri dalam mendampingi anak, untuk itu orang tua juga harus mempunyai pengetahuan segala sesuatu yang berhubungan  dengan perkembangan anak danberbagai masalah yang mungkin akan ditemuinya.

4.  Orang tua harus bisa melakukan  komunikasi  yang benar dengan   anak, bisa menjadi pendengar yang baik serta bisa memahami perasaan anak, juga bisa sebagai teman/sahabat.

5.  Orang tua harus bisa menjadi tempat bertanya, tempat rujukan   dan  tempat berlindung  bagi anak

6.  Orang tua perlu memberikan bekal pengetahuan khususnya tentang seksualitas, dengan berbagai masalahnya pada anak ketika mereka menjelang baligh.

      Cara menjelaskan harus dilakukan  secara wajar, dengan menggunakan referensi tentang seksualitas dalam berbagai bentuk dan  bila perlu juga meminta bantuan pada orang dekat yang sudah dikenal anak untuk mempertegas dan menambahkan penjelasan yang sudah kita berikan.
Selain beberapa hal yang diuraikan diatas tentu masih banyak yang bisa dilakukan orang tua untuk  menghindarkan anaknya dari masalah yang muncul ketika sampai pada tahapan transisi kehidupannya’
Intinya bahwa informasi yang terbaik bagi remaja  adalah yang datang dari  keluarga/orang tua, oleh sebab itu jadilah orang tua yang dapat menjadi sahabat, informan, tempat rujukan dan tempat berlindung bagi nya, dan untuk menjadi orang tua harapan mereka prasyarat yang penting yaitu  selalu punya waktu untuk mendampingi  dan membimbingnya.  ( Art, S )


Sumber : BkkbN

0 komentar: