Jakarta - Pernah dengar ancaman anonymous yang mengatakan ingin 'menutup' internet? Ibarat toko di Mangga Dua, anonymous mengancam untuk menutup internet pada tanggal 31 Maret 2012.
Alasannya bukan karena libur Lebaran atau Imlek, tetapi sebagai pernyataan protes kepada pemerintah Amerika Serikat soal kebijakan Stop Online Piracy Act (SOPA) yang dinilai mengekang kebebasan berekspresi di internet yang sedikit banyak berdampak pada penutupan Megaupload dan YouTube yang bergegas mengubah perjanjian upload file.
Teknik yang di gembar-gemborkan untuk digunakan oleh anomymous dalam 'menutup' internet ini adalah menyerang 13 DNS server utama dimana secara teoritis jika 13 DNS server utama ini dilumpuhkan, maka seluruh komputer di seluruh dunia akan kebingungan. Sebab tanpa DNS, pengguna bisa mengujungi situs hanya dari nomor IP-nya saja dan tidak bisa dicapai dari alamat web.
Contohnya jika Anda browse tanpa DNS ke alamat www.google.com, maka situs tersebut tidak akan bisa dibuka karena komputer hanya mengenal alamat IP server google yakni 173.194.38.165. Jadi secara tidak langsung pengguna komputer akan kehilangan akses browsing, mengirimkan email atau menggunakan layanan internet lain seperti internet banking dan transaksi saham.
Tetapi hal ini dianggap oleh banyak orang sebagai omong besar dan akan sangat sulit untuk melumpuhkan DNS utama yang menjadi tulang punggung internet.
Bagaimana kalau Vaksincom menginformasikan kepada anda, bahwa kiamat internet ini kemungkinan akan terjadi pada tanggal 8 Maret 2012 dalam skala yang lebih kecil. Katakanlah paling tidak jutaan komputer akan mengalami kiamat internet tersebut.
Alkisah, di bulan November 2011 yang dingin dan apes bagi sekelompok warga Estonia, FBI melalui operasi yang dinamakan 'Operation Ghost Click' berhasil menciduk mereka karena melakukan aksi yang mengejutkan.
Menginfeksi lebih dari 4 juta komputer (baik PC maupun Mac) di dunia dengan malware yang memiliki kemampuan mengubah DNS komputer korbannya dan mengarahkannya ke server-server DNS palsu yang telah dipersiapkan sebelumnya dan menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Khususnya dari aktivitas iklan online, spam dan scam. Yang menjadi masalah pada saat penangkapan ini adalah masih ada jutaan komputer yang terinfeksi oleh DNSchanger ini dan tetap menggunakan DNS palsu ini sebagai DNS utamanya.
Jika server-server DNS palsu tersebut dimatikan, maka otomatis seluruh komputer yang menggunakan DNS palsu tersebut akan mengalami kiamat kecil alias tidak bisa terhubung ke internet selama DNS settingnya belum dibenahi.
Karena itu FBI mengambil keputusan untuk mempertahankan DNS server palsu ini setelah sebelumnya membersihkan server-server ini dari aksi penyimpangan DNS. Itu tadi kabar baiknya, bagi anda yang terinfeksi oleh DNSchanger.
Kabar buruknya adalah, pengadilan memerintahkan FBI untuk mematikan seluruh DNS server palsu tadi pada tanggal 8 Maret 2012 karena menganggap sudah memberikan cukup tenggang waktu bagi para korban DNSchanger ini untuk memperbaiki komputernya.
Karena itu, jika komputer anda terinfeksi oleh DNSchanger dan belum dibersihkan, maka pada tanggal 8 Maret 2012 praktis akan tidak bisa mengakses internet atau dengan kata lain mengalami kiamat kecil internet.
Lebih celaka lagi, DNSchanger ini tidak hanya menginfeksi komputer (PC dan Mac) tetapi ia juga memiliki kemampuan untuk menginfeksi router dan memanipulasi DNS server dari router tersebut, sehingga seluruh komputer yang terkoneksi melalui perangkat ini secara otomatis ikut tersesat dan mengalami kiamat internet. Meski pun komputer-komputer ini sama sekali tidak terinfeksi oleh DNSchanger.
Nah, untuk mendeteksi apakah komputer Anda terjangkit virus DNSChanger bisa langsung merujuk ketautan berikut ini. Pun demikian dengan cara memberantas program jahat tersebut.
*Penulis, Alfons Tanujaya, adalah pakar antivirus untuk Vaksincom.
Sumber : Detik
0 komentar:
Posting Komentar